Perbedaanantara bank devisa dan bank non devisa adalah bahwa bank non devisa tidak bisa melakukan kegiatan usaha yang berhubungan dengan kegiatan usaha valuta asing. Ylya. Bank Devisa dan Bank Non Devisa adalah jenis bank yang dibedakan berdasarkan dari segi statusnya. Pertanyaan lain tentang: Sejarah. Jelaskan kegunaan ilmu sejarah dalam
Tanamankelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990).
silvanuraida26Bank devisa yaitu bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. sedangkan bank non devisa yaitu bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi yang berhubungan dengan luar negeri.
Marmer 9. Belerang. 10. Timah. 1. Batu Bara. Batu bara merupakan salah satu bahan bakar fosil yang berasal dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sia tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Untuk tambang batu bara di Indonesia bisa kita temui di wilayah Pulau Sumatra serta di Pulau Kalimantan.
Perananhasil hutan selalu lebih tinggi untuk menghasilkan devisa, terutama pada negara yang baru berkembang dan berbasis pada sumberdaya, karena hutan pada awal perkembangan ekonomi suatu negara sangat mudah dipanen (biaya eksploitasinya rendah. Dukungan lainnya adalah banyak kegiatan yang dibiayai langsung dari hasil kayu tebangan untuk
DiIndonesia ada 40 jenis minyak atsiri yang bisa di kembangkan, salah satunya adalah minyak daun cengkeh. Seperti diungkapkan oleh Bank Indonesia industri minyak daun cengkeh tidak hanya memproduksi minyak daun cengkeh sebagai komoditas ekspor yang menghasilkan devisa, tetapi juga menyerap tenaga kerja yang cukup banyak (Khozali dkk., 2012). 1.2.
. Ekspor adalah kegiatan ekonomi dimana pengusaha memasarkan produk dalam negeri atau lokal ke negara-negara lain dengan tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan. Selain memperoleh keuntungan, ekspor juga memiliki manfaat lain seperti memperluas pasar produk dalam negeri, menambah devisa negara, dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Produk yang diekspor dapat berupa barang migas dan nonmigas. Barang migas adalah barang-barang yang berasal dari hasil tambang berupa minyak dan gas, sedangkan produk nonmigas adalah produk yang tidak termasuk ke dalam hasil tambang seperti produk hasil perkebunan, perikanan, industri, dan lain-lain. Indonesia mengekspor berbagai jenis produk nonmigas ke negara-negara lain dengan tujuan memperluas pasar usaha. Ditambah lagi, dengan melakukan kegiatan ekspor, sobat dapat menjual produknya dengan nilai jual yang lebih tinggi di negara lain. Produk nonmigas yang diekspor pun sangat beragam. Jenis Produk Ekspor NonMigas Indonesia Nah buat kamu yang ingin mencari referensi mengenai produk apa saja yang dihasilkan oleh Indonesia dan banyak di ekspor ke luar negeri, sebagai penambah devisa negara di bidang selain minyak dan gas alam, berikut akan dibahas berbagai contoh barang ekspor nonmigas Indonesia. Baca juga Contoh Barang Kebutuhan Sandang, Pangan dan Papan1. Batu bara Batu bara merupakan produk nonmigas unggul yang sangat banyak diekspor ke negara lain. Nilai ekspor komoditas batu bara mencapai US$ 20,63 miliar pada tahun 2018. Jumlah ini setara dengan 289 triliun dalam rupiah. Alasan yang menjadikan batu bara menjadi produk nonmigas andalan untuk diekspor adalah kegunaannya yang sangat krusial sebagai sumber energi dalam membangkitkan listrik dan bahan bakar pokok dalam proses pembuatan baja dan semen. 2. Minyak sawit CPO Produk nonmigas yang paling banyak diekspor kedua adalah minyak sawit. Nilai ekspor komoditas ini mencapai US$ 17,89 miliar. Hal ini tidak terlalu mengherankan karena seperti yang diketahui, kebun kelapa sawit membentang luas di berbagai daerah di Indonesia. Minyak sawit sendiri banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan minyak goreng, bahan baku atau campuran untuk pembuatan bahan bakar, pembuatan oli atau pelumas, bahan pembuatan makanan, pembuatan kosmetik, cat, pembersih, dempul, dan lain-lain. Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang terkenal di mata dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, sobat kosngosan pastinya sudah tahu bahwa perkembangan produksi kelapa sawit semakin naik drastis. Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Gapki, per tahun Indonesia dapat menghasilkan paling tidak sekitar 40 juta ton kelapa sawit sejak tahun 2000. Beberapa negara tujuan ekspor Indonesia antara lain RRT, India, Pakistan, Malaysia dan Belanda. 3. Pakaian Sedikit mengejutkan, ternyata pakaian merupakan barang ekspor nonmigas terbesar ketiga di Indonesia. Negara tujuan utama ekspor pakaian jadi Indonesia adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor yang mencapai US$ 3,76 miliar. Jumlah ini setara dengan 50% dari keseluruhan ekspor pakaian jadi. Negara-negara lain yang menjadi pasar pakaian jadi Indonesia adalah Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Australia, Tiongkok, Belgia, Kanada, Uni Emirat Arab, dan lain-lain. 4. Bahan Baku Karet Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir karet terbesar di dunia. Daerah-daerah yang paling banyak memproduksi karet adalah Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat. Kegunaan karet sendiri pastinya sobat kosngósan sudah tahu, yaitu untuk pembuatan berbagai produk, baik produk industri maupun produk rumah tangga. Nilai ekspor karet mencapai angka US$ 56,6 juta. Indonesia sendiri merupakan produsen karet terbesar nomor dua di dunia. Dalam perkembangannya, suplai karet untuk pasar global semakin meningkat. Kebanyakan, provinsi penghasil karet di Indonesia berasal dari Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat. Hal ini juga didukung oleh total luas perkebunan karet yang meningkat dengan stabil dalam beberapa dekade terakhir. 5. Biji Kopi Sobat kosngosan suka kopi? Komoditi ini merupakan minuman yang banyak diminati orang dari berbagai belahan dunia. Indonesia memproduksi berbagai jenis kopi dan mengekspornya ke negara-negara lain. Lima jenis kopi yang banyak diekspor adalah kopi arabika toraja asal Sulawesi Selatan, kopi arabika kintanami, kopi arabika flores bajawa, kopi arabika gayo, dan kopi luwak. Beberapa negara yang menjadi pasar kopi Indonesia adalah Amerika Serikat, Jepang, Arab, dan negara-negara di belahan Eropa. Nilai ekspor kopi Indonesia mencapai angka US$ 44,7 juta. Dalam kelompok komoditi agrikultur, kopi memegang peringkat lima besar dalam komoditas ekspor Indonesia. Kopi banyak dikirim ke berbagai negara di dunia. Di Indonesia sendiri, biji kopi hanya tumbuh menjadi tiga macam. Yaitu biji kopi robusta, biji kopi liberika, dan biji kopi arabika. Dalam dunia ekspor, biji kopi robusta merupakan komoditi yang paling banyak di produksi dan memiliki peranan penting bagi komoditas ekspor Indonesia. 6. Tembakau Tembakau merupakan bahan baku untuk membuat rokok. Indonesia mengekspor tembakau ke berbagai negara. Mereka adalah Amerika Serikat dengan jumlah ton, Sri Langka sekitar ton, Belgia sekitar 992,7 ton, Belanda sekitar 871,9 ton, dan Republik Dominika sekitar 753,3 ton 2017. Ekspor yang cukup tinggi ini didukung oleh lima daerah di Indonesia dengan produksi tembakau terbaik yaitu Temanggung, Deli, Lombok, Jember, dan Madura. Beberapa negara yang mengimpor tembakau dari Indonesia adalah Amerika Serikat, Sri Langka, Belgia, Belanda dan Republik Dominika. Dalam pengolahannya sendiri, tembakau merupakan bahan baku utama dalam pembuatan rokok. 7. Biji Nikel Nikel dikenal sebagai jenis logam yang tahan terhadap korosi. Pemanfaatan nikel dapat dilihat dari produksi barang – barang seperti stainless steel, magnet, baterai isi ulang dan lain sebagainya. Hal ini membuat permintaan terhadap produksi nikel makin meningkat dalam perkembangannya. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor nikel bagi Indonesia adalah Jepang, China, Australia dan Yunani. 8. Produksi Hasil Laut Indonesia terkenal sebagai negara dengan kekayaan laut yang melimpah. Hasil perikanan nya telah diterima sekitar 158 negara di dunia dan mampu bersaing di pasar global. Buat sobat kosngosan yang punya orangtua nelayan, bersyukurlah, karena memang hasil laut kita itu, hasil laut Indonesia yang juga ikut di ekspor antara lain udang, tuna, rumput laut, rajungan, cumi – cumi, dan gurita. Beberapa pasar ekspor yang menjadi tujuan adalah Amerika Serikat, diikuti oleh Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Italia, Singapura, Vietnam, Jepang dan Thailand. 9. Kayu dan Furnitur Industri kayu dan furniture termasuk dalam lima industri besar dengan nilai pertumbuhan terbesar di tahun 2019. Mengingat pada tahun – tahun sebelumnya, industri furniture mengalami pencapaian yang cukup baik. Dengan ini, Pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan daya saing dalam sektor furniture dengan penjaminan tersedianya bahan baku yang berkualitas. 10. Tekstil dan Produk Tekstil Tesktil dan produk tekstil memilki peluang yang besar dan berdaya saing tinggi dalam peningkatan ekspor di pangsa pasar dunia. Paling tidak untuk saat ini, tekstil telah mencapai 100 negara tujuan ekspor di belahan dunia. Mengingat kemampuan produsen Indonesia yang cukup ahli dalam bidang penelitian dan pengembangan, penguasaan mesin dan alat – alat modern serta desain dan mutu produk yang tinggi mendukung daya saing produk yang semakin ekslusif dalam pasar Internasional. 11. Pulp dan Kertas Daya saing komoditas ekspor pulp dan kertas sangat tinggi dalam pasar global, hal ini didukung oleh tersedianya bahan baku di tanah air yang cukup banyak yaitu kayu. Selain itu juga didukung oleh mesin dan peralatan yang mutakhir. Menurut para ahli, beberapa tujuan ekspor pulp dan kertas di dominasi oleh negara – negara di Asia. 12. Minyak Atsiri Minyak atsiri merupakan bahan baku utama pembuatan parfum. Selain itu, minyak ini juga dipergunakan sebagai bahan baku dalam industri kosmetika, farmasi, dan aromaterapi. Indonesia sendiri merupakan penghasil terbesar nomor dua dengan sekitar 40 jenis minyak atsiri yang telah di kenal dan 12 diantaranya telah dijual ke pasar Internasional. 13. Kayu Manis Indonesia terkenal dengan jenis tanaman rempahnya. Kayu manis termasuk salah satu produk unggulan yang mampu menembus pasar ekspor setelah cengkeh dan pala. Salah satu kayu manis yang umum di budidayakan di Indonesia adalah jenis Cinnamomum Burmanni yang banyak tersebar di daerah Sumatera Barat dan Jambi. Dari tahun ke tahun, permintaan kayu manis terus mengalami peningkatan terutama dari konsumen di Eropa. 14. Ekspor Kulit Beberapa produk berbahan kulit milik Indonesia telah banyak diekspor ke berbagai negara seperti Vietnam dan Tiongkok. Sobat kosngosan pastinya punya dompet atau sepatu kulit, bukan? Selain itu, ada juga produk tas tangan kulit, pakaian dan aksesori yang terbuat dari kulit samak dan sarung tangan. Beberapa produk tersebut merupakan produk unggulan yang cukup diminati di pasar global. 15. Pakaian Jadi Salah satu tujuan pasar utama pakaian jadi Indonesia adalah Amerika Serikat yang disusul dengan Jepang dan Jerman. Ekspor pakaian jadi ini memegang tiga urutan terbesar dalam ekspor nonmigas setelah batu bara dan minyak sawit. Meski begitu, industri pakaian jadi juga masih berkaitan erat dengan industri tekstil yang dalam perkembangannya memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekspor di Indonesia. 16. Produk Elektronika Pemerintah terus berupaya menggencarkan ekspor produk ini ke berbagai negara terutama di tengah terjadinya penurunan impor. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja neraca perdagangan di sektor tersebut. Beberapa produk elektronik yang terus didorong adalah air purifier yang dalam masa percobaan nya diupayakan mampu menembus pasar Amerika dan mesin cuci yang tengah menjajaki pasar di Nigeria. 17. Besi dan Baja Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik BPS, ekspor komoditas nonmigas naik cukup tinggi salah satunya yaitu peningkatan besi dan baja. Negara – negara tujuan ekspor produk ini banyak di ekspor ke China, Korea Selatan dan Taiwan. Adapun kenaikan nilai ekspor untuk besi dan baja mampu mencapai angka yang sangat tinggi, yaitu sekitar USD 130 juta. 18. Tanaman Hias Ternyata, bisnis tanaman hias justru sangat diminati di wilayah – wilayah mancanegara. Dikutip dari website Kementerian Pertanian RI, jumlah ekspor tanaman hias pada periode Januari – April 2019 yaitu sebesar 1470 ton. Beberapa jenis tanaman hias yang terkenal adalah tulip, anggrek, krisan, melati, lily, mawar, flamboyant, heuchera dan lainnya. 19. Lada Hitam Lada hitam banyak diekspor ke negara – negara seperti Vietnam, Amerika Serikat, India, Singapura, dan Spanyol. Umumnya, daerah penghasil lada hitam terbesar di Indonesia adalah Sumatera Selatan yang tercatat melejit pada bulan Maret sebesar 200 persen dibanding bulan sebelumnya. 20. Jagung Dalam sektor pertanian, jagung merupakan salah satu hasil produksi yang mampu menembus pasar ekspor. Sebagaian sobat kósngosan yang tinggal di Indonesia timur juga terbiasa menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Negara tujuan utama pengiriman jagung ini adalah Filipina yang dalam catatannya dilepas oleh Gorontalo sekitar ton pada Juni 2020. Hal ini memperlihatkan kinerja ekspor yang cukup baik dalam sektor pertanian Indonesia. 21. Tanaman obat aromatik dan rempah-rempah Daftar tanaman obataromatik dan rempah-rempah yang dipasarkan ke negara lain oleh Indonesia adalah jahe, kunyit, minyak atsiri, lada, kayu manis, pala, vanili, dan cengkeh. Indonesia memang dikenal sebagai negara yang sangat kaya akan rempah-rempah, sehingga wajar saja jika Indonesia bisa mengekspor rempah-rempah dalam jumlah yang besar. Negara-negara yang menjadi pasar tanaman obat aronatik dan rempah-rempah Indonesia adalah Pakistan, Amerika Serikat, Thailand, India, Singapura, Belanda, China, Bangladesh, Vietnam, dan lainnya. 22. Tanaman Hias Di Indonesia dapat ditemukan banyak sekali jenis tanaman hias. Hal ini pun menjadikan Indonesia sebagai salah satu eksportir tanaman hias di dunia. Contoh tanaman hias yang dapat ditemukan di Indonesia dan sudah sering diekspor adalah bunga tilansia, bunga sain polia, aglonema, calonco, anggrek, krisan, tulip, melati, dracaena, heuchera, mawar, lily, flamboyan, dan lain-lain. Tanaman hias Indonesia sudah diekspor ke kurang lebih 30 negara. Mereka adalah Singapura, Malaysia, China, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Kuwait, Hongkong, Taiwan, Thailand, Vietnam, Kanada, dan negara lainnya. 23. Udang dan Lobster Udang merupakan makanan laut yang banyak digemari orang dari berbagai kalangan di belahan dunia. Sehingga tidak heran jika permintaan terhadap udang selalu tinggi di pasaran. Indonesia dengan laut yang membentang luas di berbagai daerah sudah lama melakukan ekspor udang ke berbagai negara. Daerah-daerah penghasil udang dan lobster terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung. Sedangkan negara-negara yang memasok udang dari Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, China, Spanyol, Korea Selatan, Perancis, Taipei, Belgia, Singapura, Rusia, Portugal, Denmark, Inggris, Swiss, dan negara lainnya. 24. Ikan Tuna Indonesia merupakan salah satu eksportir ikan tuna terbesar di dunia. Amerika Serikat adalah peminat terbesar yang mengimpor ikan tuna dari Indonesia sebanyak 150/000 ton pada tahun 2017 silam. Jenis-jenis ikan tuna yang ditangkap Indonesia untuk diperdagangkan dan diekspor adalah ikan tongkol, tuna mata besar, sirip biru, dan tuna alalunga. Selain Amerika Serikat, beberapa negara yang juga meminati tuna dari Indonesia adalah Jepang, Australia, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan. 25. Pupuk Pertanian Ekspor pupuk Indonesia mencapai angka ton tercatat hingga April 2020. Indonesia mengekspor pupuk kebanyakan ke negara-negara Asia yakni Filipina, Jepang, Vietnam, Thailand, India, Taiwan, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan China. Negara di luar Asia yang meminati dan menjadi pasar ekspor pupuk Indonesia adalah Amerika Serikat, Australia, Meksiko,Chile, Afrika Selatan, Kolombia, dan Mesir. Jenis pupuk yang biasanya paling banyak diekspor adalah pupuk urea, NPK, Amoniak, serta ZA. 26. Semen Semen merupakan produk nonmigas yang sering digunakan dalam proses pembangunan berbagai jenis bangunan. Pastinya sobat kosngosan juga tahu Indonesia punya pabrik semen terbaik. Selain melakukan penjualan domestik, Indonesia juga mengekspor semen ke negara-negarra lain dengan jumlah yang cukup besar. Bahkan, pada April tercatat bahwa ekspor semen Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sekitar 26,5% atau setara dengan 1,46 juta ton. Negara-negara tujuan ekspor semen Indonesia adalah Bangladesh, India, Sri Lanka, Maladewa, Filipina, Timor Leste, dan negara-negara lainnya. 27. Kakao Cokelat Dalam perkembangannya, industri kakao semakin diminati di pasar Internasional. Kakao dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan dan minuman berbasis coklat diantaranya seperti permen coklat, wafer, roti, biscuit, dan es krim. Hal ini membuat pemerintah terus mengupayakan peningkatan produksi kakao, selain untuk memenuhi tingginya permintaan dalam negeri namun juga untuk menangkap peluang ekspor di pasar Uni Eropa. 28. Biji Alumunium Selama tahun 2000 an, produksi alumunium adalah kekuatan dominan dalam komoditas ekspor Indonesia. Mengingat harga nya yang cukup tinggi membuat industri pertambangan alumunium menjadi sangat menguntungkan. Meski begitu, berdasarkan informasi yang didapat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, produksi alumunium akan mengalami penurunan yang sangat serius dan diperkirakan dapat habis dalam kurun waktu 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi semakin diteruskan. Baca juga Contoh Barang Impor dari China Kata Penutup Barang ekspor merupakan salah satu penambah devisa negara, Oleh karena itu penting untuk mengembangkan dan memajukan komoditi ekspor Indonesia terutama di bidang non migas seperti yang sudah dijelaskan di atas Terima kasih sudah mengunjungi blog kosngosan,com, semoga bermanfaat artikel di atas dan sebagai bentuk partisipasi teman-teman juga bisa Klik tombol share di bawah untuk membagikan hati ke ini ke sosial media kalian masing-masing
Pengamat energi Komaidi Notonegoro. Foto; IST Peningkatan harga minyak mentah dalam beberapa waktu terakhir, berdampak terhadap meningkatnya nilai impor migas. Badan Pusat Statistik BPS melaporkan impor migas Indonesia pada Ju ni 2021 meningkat sebesar 239,38% year on year yoy. Konsekuensinya, kebutuhan devisa impor migas pada periode yang sama juga terpantau meningkat. Meningkatnya kebutuhan devisa impor migas berpotensi memberi dampak negatif terhadap perekono mian secara keseluruhan. Naiknya kebutuhan devisa impor, berpotensi mendorong terjadinya defisit neraca dagang dan depresiasi nilai tukar rupiah. Selain itu, meningkatnya kebutuhan devisa impor juga berpotensi menambah kebutuhan anggaran subsidi di APBN. Sementara bagi sektor riil, kenaikan tersebut berpotensi menurunkan daya saing barang dan jasa yang diproduksikan. Bagi Pertamina, peningkatan harga minyak yang disertai meningkatnya volume dan nilai impor migas berpotensi memberikan dampak negatif terhadap segmen usaha hilir Pertamina terutama yang terkait dengan kegiatan usa ha niaga BBM. Ketika harga mi nyak meningkat, biaya penyediaan BBM oleh Pertamina juga meningkat. Apalagi jika minyak mentah dan/atau BBM tersebut dipenuhi dari kegiatan impor. Pasal 28 ayat 2 UU No 22/2001 mengamanatkan bahwa penetapan harga jual BBM di dalam negeri menjadi kewenangan negara dan oleh karenanya diamanatkan agar diintervensi oleh pemerintah. Dalam implementasinya, harga jual BBM yang ditetapkan oleh pemerintah seringkali lebih rendah dari harga wajar. Akibatnya, ketika harga minyak mentah mengalami kenaikan, Pertamina sebagai pelaksana penugasan harus menanggung kerugian akibat selisih harga wajar dan harga penetapan pemerintah. Panas Bumi dan Devisa Impor Migas Studi ReforMiner menemukan bahwa Indonesia berpotensi dapat mengurangi kebutuhan devisa impor migas melalui pemanfaatan panas bumi. Data menunjukkan Indonesia memiliki potensi panas bumi sekitar MW, terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Pemanfaatan panas bumi tersebut dapat menjadi instrument untuk mengurangi kebutuhan BBM di sektor pembangkitan listrik. Dengan berkurangnya kon sumsi BBM untuk pembangkit listrik, kebutuhan devisa impor migas juga akan berkurang. Pemanfaatan panas bumi untuk menggantikan PLTD, pembangkit listrik yang selama ini menggunakan BBM jenis solar, akan berdampak terhadap berkurangnya konsumsi solar. Dampak selanjutnya, akan terjadi penghematan de visa impor migas. Berdasarkan Statistik PLN 2020, kapasitas terpasang PLTD di Indonesia saat ini sebesar MW. PLTD tersebut terdistribusi di wilayah Luar Ja wa sebesar MW dan di wilayah Jawa sebesar 480,31 MW. Berdasarkan sejumlah referensi, untuk membangkitkan 1 MW PLTD paling tidak diperlukan se kitar 47,30 barel BBM per hari. Karena itu, jika mengacu pada kapasitas PLTD Indonesia yang ter catat sebesar MW tersebut diperlukan sekitar 93,34 juta barel BBM per tahun yang digunakan untuk memproduksikan listrik dari PLTD. Mengacu pada harga minyak mentah saat ini yang berada pada kisaran US$ 70 per barel, serta jika seluruh BBM diimpor, maka kebutuhan devisa impor migas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan BBM untuk PLTD di Indonesia lebih dari US$ 6,53 miliar untuk setiap tahunnya. Penghematan devisa impor migas secara riil dapat diperoleh de ngan menggantikan produksi listrik PLTD dengan listrik panas bumi. Karena itu, untuk jangka pendek penghematan hanya akan dapat diperoleh ketika di wilayah di mana PLTD tersebut dibangun juga telah terdapat pembangkit listrik panas bumi atau PLTP yang telah berproduksi. Data Statistik PLN 2020 menunjukkan saat ini terdapat MW PLTD yang dikelola PLN tersebar di wilayah yang juga telah terdapat PLTP yang sudah ber operasi. Berdasarkan kondisi yang ada tersebut, pemerintah me lalui PLN dapat melakukan pengurangan kebutuhan devisa melalui substitusi kegiatan operasional pembangkit-pembangkit PLTD tersebut dengan PLTP. Tahapan yang diperlukan selanjutnya adalah kemauan politik dari para stakeholder pengambil kebijakan bersedia untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan PLTD atau tidak. Simulasi ReforMiner menemukan, jika PLN dapat menyubstitusi produksi listrik dari PLTD tersebut menggunakan PLTP, negara berpotensi mendapat penghematan devisa impor migas lebih dari US$ 1,67 miliar untuk setiap tahunnya. Karena itu pemanfaatan panas bumi pada dasarnya tidak sekadar menyangkut bagaimana memproduksikan energi, tetapi juga memiliki irisan dengan aspek ekonomi Indonesia. Pemanfaatan panas bumi memiliki kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia. Untuk sisi moneter, pemanfaatan panas bumi berpotensi memperbaiki ne raca dagang dan stabilitas nilai tukar rupiah akibat berkurangnya kebutuhan devisa impor migas. Pe manfaatan panas bumi juga berpotensi memberikan dampak positif terhadap kondisi fiskal di APBN. Hal tersebut karena substitusi PLTD dengan produksi listrik dari pa nas bumi berpotensi mengurangi be saran anggaran subsidi listrik di APBN. Mencermati bahwa struktur ekonomi Indonesia saat ini masih relatif tergantung terhadap impor bahan baku dan bahan penolong, maka pemanfaatan panas bumi dapat membantu memperbaiki daya saing produksi barang dan jasa dalam negeri. Berkurangnya de visa impor migas akibat peman faatan panas bumi dapat membantu memperkuat nilai tukar rupiah. Dampak ikutannya, secara relatif impor bahan baku dan bahan penolong menjadi le bih murah. Sehingga daya saing produksi barang dan jasa di dalam negeri secara relative akan meningkat. Berdasarkan temuan dan permasalahan yang ada tersebut, dapat dikatakan bahwa pengembangan dan pemanfaatan panas bumi yang saat ini baru sekitar 7% dari total potensi yang dimiliki Indonesia perlu untuk ditingkatkan. Bagi Indonesia, pengembangan dan pemanfaatan panas bumi memiliki arti yang lebih luas dari sekadar untuk mendapatkan pasokan energi. Pengembangan dan peman faatan panas bumi juga akan merefleksikan bagaimana level ke hidupan sosial dan ekonomi Indonesia. Penghematan devisa impor migas pada dasarnya hanya sebagian kecil dari manfaat yang akan diperoleh dari pengembangan dan pemanfaatan panas bumi. Bagi Indonesia, pengembangan dan pemanfaatan panas bumi pada dasarnya bagian dari kehidupan itu sendiri. * Direktur Eksekutif ReforMiner Institute dan Pengajar Program Magister Ilmu Ekonomi Editor Gora Kunjana gora_kunjana Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
JAKARTA, – Devisa adalah istilah yang erat kaitannya dengan ekonomi sebuah negara. Lalu, apa itu devisa? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang luar menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar, apa yang dimaksud dengan devisa adalah salah satu alat dan sumber pembiayaan bagi bangsa dan negara. Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan OJK, devisa negara adalah kumpulan dana yang dihimpun pemerintah atau bank sentral lewat upaya jual beli mata uang tertentu guna mempengaruhi kurs valuta. Baca juga Jadi Korban Robot Trading dan Binary Option? Hubungi Nomor Ini Secara sederhana, devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat transaksi pembayaran antar negara dan diakui oleh dunia internasional. Dalam pengertian lain, devisa adalah alat pembayaran antarnegara yang dapat diterima oleh dunia internasional. Jika devisa suatu negara selalu bertambah, kegiatan ekonomi di negara tersebut berkembang. Dikutip dari "Modul Pembelajaran SMA Ekonomi" oleh Sri Nur Mulyati, devisa adalah alat yang dapat dipergunakan untuk pembayaran dalam lingkup internasional. Contoh devisa Contoh dari devisa adalah dapat berupa mata uang asing valuta asing, sejumlah emas, dan surat-surat berharga. 1. Mata uang asing Mata uang asing atau valuta asing ini menjadi contoh devisa yang paling kerap digunakan dalam proses transaksi pembayaran di dunia internasional. Meski demikian, tidak semua mata uang asing dapat dijadikan nilai devisa negara. Baca juga Penyesuaian Harga BBM Nonsubsidi Jaga Pasar Domestik dari Kelangkaan Suplai Di negara kita, mata uang asing yang dapat dijadikan sebagai nilai devisa adalah mata uang Dollar Amerika, Yuan Tiongkok, Euro negara Eropa, Yen Jepang, dan Poundsterling Inggris. 2. Sejumlah emas Selain valuta asing, emas juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam proses transaksi pembayaran Internasional. Namun, tidak semua emas dapat digunakan. Hanya yang berbentuk batangan saja yang dianggap sah dianggap sebagai devisa. Pembayaran devisa yang menggunakan emas batangan, nilainya harus setara dengan nilai barang yang akan dibeli. Selain itu, pembayaran devisa yang menggunakan emas juga harus mendapatkan izin dari pemerintah terlebih dahulu. 3. Surat berharga Surat-surat berharga yang dimaksud adalah yang memiliki nilai berharga dan diterbitkan oleh pemerintah. Bentuk dari surat-surat perintah ini dapat berupa SDR, Cable Order, TC, hingga Wesel. Baca juga Ini 4 Perusahaan Pemenang Lelang 4 Wilayah Kerja Migas Freepik devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat transaksi pembayaran antar negara dan diakui oleh dunia internasional. Fungsi devisa Keberadaan devisa adalah sangat mempengaruhi sektor ekonomi dalam suatu negara. Secara umum, fungsi devisa adalah untuk alat pembayaran dalam transaksi internasional saja. Meski demikian, fungsi lain dari devisa adalah sebagai berikut Alat pembayaran dalam perdagangan internasional Sumber pendapatan negara Alat pembiayaan hubungan internasional Alat pembayaran utang luar negeri Manfaat devisa Bagi sebuah negara, manfaat dari devisa adalah sebagai berikut Membantu pembayaran utang luar negeri Membiayai berbagai kegiatan termasuk perdagangan yang ada di luar negeri Membayar biaya dinas para pejabat ke luar negeri Mengakomodasi atlet yang hendak bertanding di luar negeri Membantu proses pengadaan barang dari dan ke luar negeri Baca juga ADB Siap Bantu RI Bangun IKN Nusantara Sumber devisa Dikutip dari laman sumber belajar kemdikbud, sebagian besar sumber devisa adalah berasal dari para tenaga kerja indonesia TKI yang bekerja di luar negeri. Karena itu, para TKI ini dijuluki sebagai pahlawan devisa. Namun begitu, sumber devisa negara adalah tidak hanya dari para TKI saja. Melainkan bersumber dari kegiatan-kegiatan internasional seperti kegiatan ekspor barang dan jasa. Adapun beberapa sumber devisa adalah sebagai berikut 1. Kegiatan ekspor barang dan jasa Salah satu sumber devisa negara adalah dari kegiatan ekspor barang dan jasa. Sebuah negara yang melakukan kegiatan ekspor barang dan jasa ke luar negeri, tentu saja akan menghasilkan banyak keuntungan, salah satunya adalah devisa akan menjadi semakin besar. Baca juga PLN Prediksi Kebutuhan Listrik MotoGP Mandalika Naik 40 Persen Dibanding Saat World Superbike 2. Kegiatan pariwisata Kegiatan ini berkaitan dengan contoh devisa yakni valuta asing. Dalam kegiatan pariwisata, terutama para turis luar negeri, nantinya akan menukarkan mata uang negaranya dengan mata uang negara yang tengah dikunjungi tersebut. Ketika proses penukaran mata uang tersebut, pasti akan terdapat pemotongan nilai tertentu. Nah, nilai tertentu tersebut dapat menjadi sumber devisa untuk suatu negara. Kondisi pariwisata tentu akan berpengaruh pada sumber devisa di suatu negara. Semakin bagus pariwisata, akan semakin banyak turis yang datang, maka akan semakin banyak pula devisa negara yang didapatkan. 3. Utang luar negeri Bagi negara berkembang, biasanya melakukan pinjaman uang kepada negara lain. Nah, pinjaman dari luar negeri tersebut nantinya akan tercatat sebagai devisa. Baca juga Harga Pangan Melesat, Tarif PPN Tetap Naik Mulai Bulan Depan Meskipun pinjaman tersebut akan dikembalikan, tetapi utang luar negeri dapat disebut sebagai sumber devisa juga. Freepik devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat transaksi pembayaran antar negara dan diakui oleh dunia internasional. 4. Imbalan atas jasa di luar negeri Jasa yang dimaksud adalah jasa perbankan, jasa pengiriman barang, hingga jasa pelabuhan kapal laut. Negara yang mengandalkan jasa-jasa tersebut tentu saja akan mendapatkan imbalan yang nantinya dapat dijadikan sebagai sumber devisa. 5. Bantuan, hibah, atau hadiah dari luar negeri Dalam dunia internasional, antar negara satu ke negara lain biasa memberikan bantuan, hibah, hingga hadiah untuk tujuan tertentu. Bantuan, hibah, atau hadiah yang diberikan tersebut apabila berbentuk uang, nantinya dapat menjadi sumber devisa negara. Namun, apabila bantuan, hibah, atau hadiah yang diberikan berbentuk barang, maka dapat dijadikan langkah penghematan devisa karena negara tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli barang tersebut. Baca juga Akuisisi EMA, CENT Punya Menara Telekomunikasi 6. Pungutan bea masuk Contoh lain dari sumber devisa adalah pungutan bea masuk. Pungutan bea masuk adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk berbagai barang yang datang dari luar negeri. Semakin banyak barang yang datang dari luar negeri, maka akan semakin banyak pula pemungutannya, sehingga dapat menjadi sumber devisa di suatu negara. Demikian penjelasan mengenai apa itu devisa, contoh devisa, fungsi, manfaat dan sumber devisa di suatu negara. Dengan demikian, apa yang dimaksud dengan devisa adalah semua barang yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran antarnegara, serta dapat diterima oleh dunia internasional. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
ArticlePDF AvailableAbstractCadangan devisa adalah asset ataupun aktiva dari bank sentral yang tersimpan dalam mata uang asing seperti dolar, euro, yen dan digunakan untuk perdagangan internasional serta membiayai perekonomian sebuah negara. Besar kecilnya cadangan devisa negara tergantung dari kekuatan ekspor dan impornya baik migas maupun non migas. Terkait tujuan penelitian ini untuk menganalisis mengenai alokasi perdagangan migas dan non migas terhadap volatilitas cadangan devisa di Indonesia, 1975-2016. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan Badan Pusat Statistik dan World Bank dengan menggunakan analisis kuantitatif alat uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan ekspor dan impor non migas berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas cadangan devisa. Sedangkan untuk ekspor dan impor migas berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 6 Juni 2020 Hal. 38 - 45 p-ISSN 2443-2830 e- ISSN 2460-9471 Analisis Neraca Perdagangan Migas dan Non Migas Terhadap Volatilitas Cadangan Devisa Di Indonesia, 1975-2016 Khalwat Asyaria, Risanda A. Budiantoro , Sri Herianingrum Universitas Airlangga, Surabaya , sriheria Diterima Desember 2019; Dipublikasikan Juni 2020 ABSTRAK Cadangan devisa adalah asset ataupun aktiva dari bank sentral yang tersimpan dalam mata uang asing seperti dolar, euro, yen dan digunakan untuk perdagangan internasional serta membiayai perekonomian sebuah negara. Besar kecilnya cadangan devisa negara tergantung dari kekuatan ekspor dan impornya baik migas maupun non migas. Terkait tujuan penelitian ini untuk menganalisis mengenai alokasi perdagangan migas dan non migas terhadap volatilitas cadangan devisa di Indonesia, 1975-2016. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan Badan Pusat Statistik dan World Bank dengan menggunakan analisis kuantitatif alat uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan ekspor dan impor non migas berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas cadangan devisa. Sedangkan untuk ekspor dan impor migas berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Kata Kunci neraca perdagangan, impor, ekspor, migas, non migas, cadangan devisa ABSTRACT Foreign exchange reserves are assets purchased from the central bank which are stored in currencies that are sold, euros, yen, and are used for international trade and finance the country's trade. The size of the country's foreign exchange reserves depends on the strength of exports and imports both oil and non-oil and gas. Related to the purpose of this study to analyze the allocation of oil and gas and non-oil trade to the volatility of foreign exchange reserves in Indonesia, 1975-2016. This study uses secondary data from the Central Statistics Agency and the World Bank report using quantitative analysis multiple linear regression test. The results showed significant non-negative exports and imports significant to the volatility of foreign exchange reserves. Meanwhile, exports and imports are important, negative, and insignificant. Keywords trade balance, imports, exports, oil and gas, non-oil and gas, foreign exchange reserves PENDAHULUAN Ketergantungan Indonesia pada perdagangan internasional sebagai mesin penggerak perekonomian nasional cukup besar. Menurut Salvatore 2007, salah satu aktivitas perekonomian yang tidak dapat dilepaskan dari perdagangan internasional adalah aktivitas aliran modal, baik yang sifatnya masuk maupun keluar, dari suatu negara. Ketika terjadi aktivitas perdagangan internasional berupa kegiatan ekspor dan impor maka besar kemungkinan terjadi perpindahan faktor-faktor produksi dari negara eksportir ke negara importir yang disebabkan oleh perbedaan biaya dalam proses perdagangan internasional. Salvatore 2007 juga menyatakan bahwa secara umum, sebuah negara tidak boleh hanya berekspektasi pada perdagangan internasional, khususnya ekspor sebagai satu-satunya mesin penggerak pertumbuhan ekonomi pada masa sekarang. Ekspor Indonesia terutama untuk produk non migas didominasi oleh lima Negara, antara lain China dengan nilai ekspor US$ 21,5 miliar, Jepang US$ 18,3 miliar, Amerika Serikat US$ 15,6 miliar, India US$ 13,2 miliar, dan singapura us$ 11,1 miliar Kementrian Perdagangan Republik Indonesia,2012. Namun bila dilihat total surpus perdagangan yang mampu memberikan surplur terbesar bagi perekonomian Indonesia adalah perdagangan Indonesia dan Amerika. Peningkatan dan penurunan nilai ekspor, impor maupun ekspor netto sangat dipengaruhi oleh beberapa factor ekonomi. Menurut Mankiw, 2006231 Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi tersebut antara lain; pertama, selera konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri. Kedua, harga barang-barang diluar negeri dan dalam negeri. Ketiga, nilai tukar kurs yang menentukan jumlah mata uang domestic yang diperlukan untuk membeli sejumlah mata uang asing. Keempat pendapat konsumen didalam dan diluar negeri. kelima, biaya membawa barang dari suatu Negara ke Negara lain. Keena, kebijakan pemerintah terhadap perdagangan Internasional. Suanrdhini dan Geoltom dalam Promono Haradi 2008, dengan menggunakan sistem generalized floating bautista dengan model autoregresif menyimpulkan bahwa pengaruh yang dimiliki nilai tukar yang ditunjang dengan intervensi bank sentral dalam pertumbuhan ekspor non migas cukup besar. Besar kecilnya cadangan devisa negara tergantung dari kekuatan ekspor dan impornya baik migas maupun non migas. Apabila suatu negara kegiatan ekspornya lebih besar dari importnya, maka jumlah cadangan devisanya akan meningkat, begitupun sebaliknya, apabila impornya lebih besar dari ekspornya, maka jumlah cadangan devisanya akan berkurang. cadangan devisa ini diharapkan dapat memperbaiki dan membangun perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 6 Juni 2020 Hal. 38 - 45 p-ISSN 2443-2830 e- ISSN 2460-9471 Oleh karena itu, kekuatan neraca perdagangan dalam migas dan non migas dalam terhadap volatilitas cadangan devisa di Indonesia ini menjadi bahan kajian yang menarik untuk diteliti karena bisa menentukan strategi yang tepat dan memberikan rekomendasi ekonomi Islam dalam menjaga stabilitas makro ekonomi Indonesia kedepannya. Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan pertanyaan penelitian, sebagai berikut 1 Bagaimana pengaruh neraca perdagangan ekspor dan impor migas terhadap cadangan devisa di Indonesia, 1975-2016?; 2 Bagaimana pengaruh neraca perdagangan ekspor dan impor non migas terhadap cadangan devisa di Indonesia, 2002-2016? Berdasarkan urain latar belakang di atas, maka perlu untuk menetapkan batasan-batasan permasalahan sehingga dalam pembahasan selanjutnya dapat menjadi lebih fokus dan tidak kabur atau tidak mengalami perluasan. Adapun batasan masalah sebagai berikut 1. Objek penelitian ini berupa neraca perdagangan ekspor dan impor atas migas dan nonmigas terhadap cadangan devisa dengan rentang periode penelitian 1975-2016. 2. Data yang digunakan merupakan laporan makroekonomi dari Badan Pusat Statistik, dan World Bank. 3. Analisis data time series yang digunakan adalah metode regresi linear berganda. TINJAUAN PUSTAKA Cadangan Devisa Cadangan devisa yang sering disebut dengan internasional reserves and foreign currency liquidity IRFCL atau Official reserve asset didefinisikan sebagai seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap waktu, guna membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran atau dalam rangka stabilitas moneter dengan melekukan intervensi di pasar valuta asing dan untuk tujuan lainnya International Monetery Fund. Berdasarkan definisi tersebut menfaat cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara dapat dipergunakan untuk menjaga kestabilan nilai tukar dan dapat dipergunakan untuk membiayai defisit pada neraca pembayaran Gandhi, 20061. Cadangan devisa suatu negara biasanya dikelompokan atas Hady, 2000 1. Cadangan devisa resmi atau official foreign exchange reserve, yaitu cadangan devisa milik negara yang dikelola, dikuasai, diurus, dan ditatausahakan oleh Bank Sentral atau Bank Indonesia. 2. Cadangan devisa nasional atau country foreign exchange reserve, yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh perorangan, badan atau lembaga, terutama perbankan yang secara moneter merupakan kekayaan nasional termasuk milik bank umum nasional. Cadangan devisa bertambah ataupun berkurang tampak dalam neraca lalu lintas moneter. Cadangan devisa lazim di ukur dengan rasio cadangan resmi terhadap impor, yakni jika cadangan devisa cukup menutupi impor suatu Negara selama tiga bulan, lazim dipandang sebagai tingkat yang aman, dan jika hanya dua bulan atau kurang maka akan menimbulkan tekanan terhadap neraca pembayaran Kamaludin,1999. Neraca Perdagangan Neraca perdagangan merupakan salah satu komponen penting dari neraca transaksi berjalan yang mencatat arus ekspor dan impor barang yang biasanya di nyatakan dalam dolar AS. Hal yang sama dikemukakan oleh Pujoalwanto 2014 menjelaskan neraca perdagangan adalah suatu catatan atau ikhtisar yang memuat atau mencatat semua transaksi ekspor dan transaksi impor barang suatu Negara. Ekspor barang di catat di sisi kredit sedangkan impor barang dicatat di sisi debit. Pada neraca perdagangan biasanya di bedakan antara ekspor dan impor primer pertambangan dan pertanian dengan ekspor dan impor non primer. Dalam prakteknya di Indonesia neraca perdagangan ini dibagi menjadi dua jenis yaitu impor-ekspor migas dan impor-ekspor nonmigas. Neraca perdagangan dikatakan defisit bila nilai ekspor yang lebih kecil dari impornya dan dikatakan surplus bila ekspor barang lebih besar dari impornya. Dan dikatakan neraca perdagangan yang berimbang jika nilai ekspor suatu negara sama dengan nilai impor yang dilakukan negara tersebut. Peningkatan ekspor akan berdampak terhadap meningkatnya neraca perdagangan, dan sebaliknya. Dimana T menyatakan neraca perdagangan, X menyatakan jumlah barang yang diekspor dan M menyatakan jumlah barang yang diimpor. Dan P menyatakan harga dari barang domestik, P* adalah harga barang luar negeri, dan e adalah nilai tukar nominal. Ekspor Kegiatan perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna membutuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur politik yang stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa ekspor mencerminkan aktivitas perdagangan antarbangsa yang dapat memberikan dorongan dalam Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 6 Juni 2020 Hal. 38 - 45 p-ISSN 2443-2830 e- ISSN 2460-9471 dinamika pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu negara-negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setaraf dengan negara-negara yang lebih maju Todaro, 200249. Ekspor adalah pembelian negara lain atas barang buatan perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Faktor terpenting yang menentukan ekspor adalah kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan barangbarang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Sukirno, 2008 205. Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi, hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat dari kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri. Sukirno, 2008206. Ekspor neto merupakan selisih antara ekspor total dengan impor total suatu negara. Apabila nilai ekspor neto positif, berarti nilai ekspor lebih besar dari nilai impor dan apabila nilai ekspor neto negatif, berarti nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor Case & Fair, 2007 387. Impor Impor dapat diartikan sebagai pembelian barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri dengan perjanjian kerjasama antara dua negara atau lebih. Impor juga bisa dikatakan sebagai perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku Hutabarat, 1996403. Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah pernyataan yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian. Adapun hipotesis penelitian untuk periode pengamatan 1975-2016 ini adalah 1 Ekspor migas diduga memiliki pengaruh positif terhadap cadangan devisa di Indonesia, 1975-2016; 2 Impor migas diduga memiliki pengaruh negatif terhadap cadangan devisa di Indonesia, 1975-2016; 3 Ekspor non migas diduga memiliki pengaruh positif terhadap cadangan devisa di Indonesia, 1975-2016; 4 Impor non migas diduga memiliki pengaruh negatif terhadap cadangan devisa di Indonesia, 1975-2016 METODE PENELITIAN Melihat penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah pernah dilakukan dan dengan melakukan penyesuaian yang dianggap akan memberikan hasil yang diharapkan untuk dapat menjelaskan pengaruh neraca perdagangan migas dan non migas terhadap cadangan devisa di Indonesia, 1975-2016. Bentuk umum dapat dituliskan pada Persamaan berikut Cad_devisait = α + β1 Ex_migasit + β2 Ex_nonmigasit + β3 Im_migasit + β4 Im_nonmigasit+ εt . Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan Badan Pusat Statistik, Bank Dunia yang dipublikasikan dan literatur lainnya yang berkaitan dengan volatilitas cadangan devisa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yang berkurun waktu 41 tahun 1975 – 2016. Kumpulan data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Alat uji yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda untuk menguji variabel bebas Total ekspor migas X1, Total ekspor non migas X2, Total impor migas X3, Total impor non migas X4 terhadap variabel terikat Cadangan Devisa Y. Analisis regresi linear berganda dipergunakan karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi oleh lebih dari dua variabel bebas atau variabel penjelas. Pada penelitian ini penulis menggunakan data time series yang analisisnya dengan alat bantu berupa software Microsft Excel untuk pengolahan data, EViews untuk menentukan estimasi permodelan. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskriptif Analisis Sebelum melakukan analisis regresi, penulis melakukan analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dari data yang digunakan. Tabel 1 menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif atas variabel-variabel yang ada pada permodelan penelitian ini. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 6 Juni 2020 Hal. 38 - 45 p-ISSN 2443-2830 e- ISSN 2460-9471 Tabel 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Sumber Data Diolah Berdasarkan statistik deskriptif, nilai cadangan devisa tertinggi adalah USD terendah USD dan rata-rata USD Untuk nilai ekspor migas memiliki nilai tertinggi sebesar USD terendah USD dengan rata-rata USD Nilai ekspor non migas tertinggi adalah USD dan terendah USD dengan rata-rata USD Nilai impor migas tertinggi sebesar USD terendah USD dengan rata-rata USD Nilai impor non migas tertinggi sebesar USD terendah USD dengan rata-rata USD 42,400,242,857. Hasil Regresi Metode estimasi regresi penelitian ini mengunakan OLS yang diolah dengan EViews Untuk hasil estimasi model OLS dengan variabel terikat cadangan devisa secara lengkap hasil estimasi OLS digambarkan pada Tabel 2, berikut Tabel-2 Hasil Regresi Cadangan Devisa Cad_Devisa Ekspor Non Migas Eks_Non_Migas Impor Non Migas Im_Non_Migas Secara umum hubungan antara ekspor migas dan non migas serta impor migas dan non migas terhadap cadangan devisa di Indonesia, 19975-2016 dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan sebagai berikut Cad_Devisait = – Eks_Migasit + Eks_Non_Migasit - Im_Migasit + Im_Non_Migasit + Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 6 Juni 2020 Hal. 38 - 45 p-ISSN 2443-2830 e- ISSN 2460-9471 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan 1 variabel ekspor migas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap cadangan devisa; 2 variabel ekspor non migas berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa; 3 variabel impor migas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap cadangan devisa; 4 Variabel impor non migas berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa. Pembahasan Pada perekonomian terbuka, pengeluaran suatu Negara dalam tahun tertentu tidak perlu sama dengan output barang dan jasanya. Suatu Negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau ia bisa melakuakan pengeluaran lebih banyak dari produksinya dengan meminjam dari luar negeri. Pembagian pengeluaran menjadi empat komponen dan ditinjau dalam identitas Y = C + I + G + NX . Pada persamaan itu menyatakan bahwa pengeluaran atas output domestik adalah jumlah dari konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan ekspor netto. Ini merupakan bentuk perhitungan pendapatan nasional pada umumnya. Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita mengekspor perbedaan itu, sehingga ekspor nettonya positif. Jika output lebih kecil dari pengeluaran domestik, kita mengimpor perbedaan itu, sehingga ekspor nettonya negatif. Komoditas yang menyumbang tingkat ekspor netto berasal dari migas dan nin migas, tentunya hal ini pada nantinya juga akan mempengaruhi cadangan devisa suatu negara Safitri, 2015 356. Perkembangan Expor Migas dan Non Migas Indonesia. Perkembangan total ekspor migas dan non migas di Indonesia selama rentang penelitian lihat Gambar 2. Selama 1975-2016, nilai ekspor baik migas dan non migas mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai ekspor secara keseluruhan meningkat sebesar 1532 persen, dari USD miliar 1975 menjadi USD 145,16 miliar 2016. Lebih lanjut, peningkatan ini didominasi oleh ekspor non migas yang meningkat dari USD 1,79 miliar 1975 menjadi USD 132,08 miliar 2016. Untuk nilai impor migas juga mengalami peningkatan walaupun tidak sebesar impor non migas, dari USD 7,10 miliar 1975 menjadi USD 13,05 miliar 2016. Sumber Badan Pusat Statistik 2017 Gambar 1 Perkembangan Ekspor Migas dan Nonmigas, 1975 – 2016 Dalam USD Data BPS, Indonesia mempunyai mesin pertumbuhan dari ekspor migas dan non migas yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Namun di beberapa tahun, ekspor migas dan non migas terjadi penurunan dikarenkan kondisi ekonomi global khususnya. Pada periode awal periode penelitian 1975-1986 nilai ekspor cenderung didominasi oleh ekpor migas, mengingat pada periode tersebut harga minyak yang tinggi yang dikenal dengan istilah Oil Boom. 1973/74 – 1981/82 sehingga membawa pada boom pada proyek-proyek pembangunan vital nasional, dimana pada saat yang bersamaan Indonesia melakukan kegiatan Pelita I sampai Pelita III akhir tahun Pelita I sampai pertengahan tahun Pelita III. Dengan adanya kegiatan Pelita ini, mengakibatkan laju pertumbuhan Indonesia dan kondisi makro ekonomi lainnya cenderung meningkat. Pada periode itu pula Indonesia berperan sebagai eksportir minyak dunia, yang dibuktikan dengan bergabungnya Indonesia dalam OPEC. Kenaikan harga minyak tersebut dan peran eksportir ini membuat meningkatkan devisa negara sehingga pada saat itu untuk sementara keadaan keuangan Indonesia terselamatkan anggaran negara. Peranan Ekspor Migas dan Non Migas Terhadap Cadangan Devisa Dengan adanya perdagangan Internasional mendorong, setiap negara menuju spesialisasi dalam melakukan kegiatan ekonomi sehingga akan terciptanya sebuah keunggulan komperatif bagi negara tersebut. Menurut Putra dan Damanik 2015 247 spesialisasi tidak akan membawa keuntungan atau manfaat kepada masyarakat kecuali apabila disertai kemungkinan menukarkan hasil produksinya dengan barang-barang lain yang dibutuhkan. Indonesia yang dominan atas hasil komoditas migas dan non migas Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 6 Juni 2020 Hal. 38 - 45 p-ISSN 2443-2830 e- ISSN 2460-9471 selalu menjadi tumpuan sebagai keunggulan komperatif. Segingga dari dua komoditas itu Indonesia melakukan perdagangan Internasionaldengan negara-negara lain. Sehingga kedua negara atau lebih yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan memperoleh keuntungan. Posisi cadangan devisa Indonesia tentunya tidak bisa terlepas dari adanya dinamika fluktuasi perdagngan internasional yang merupakan bagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran Indonesia sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap cadangan devisa. Menurut Sayoga dan Tan 2017 4, bagi negara berkembang seperti Indonesia ekspor baik migas maupun non migas memegang peranan penting dalam pembangunan nasional, valuta asing yang didapat dari kegiatan ekspor akan menambah cadangan devisa negara yang pada akhirnya dapat memperkuat fundamental perekonomian Indonesia. Salah satu upaya pemerintah untuk mendapatkan devisa dari luar negeri dengan jalan melakukan pinjaman ke negara lain dan mengekspor hasil- hasil sumber daya alam ke luar negeri. Dari hasil devisa ini maka dapat digunakan untuk menambah dana pembangunan negara. Sedangkan berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa ekspor non migas berpengaruh positif terhadap cadangan devisa Indonesia. Hal ini sesuai dengan Ginting 2014 61, penurunan kinerja ekspor Indonesia dikarenakan terjadi penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia di pasar internasional, sehingga menyebabkan terjadinya defisit perdagangan dan membuat cadangan devisa Indonesia juga menyusut. Seperti diketahui ekspor non migas Indonesia lebih didominasi oleh produk primer tanpa olahan yang tentunya sangat tergantung pada harga komoditas di pasar internasional. Untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar internasional maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengurangi ekspor produk primer dan meningkatkan ekspor produk manufaktur Indonesia. Hal tersebut dikarenakan produk primer tidak memberikan nilai tambah dalam produk yang diekspor, sedangkan produk manufaktur memberikan nilai tambah tinggi bagi kegiatan ekonomi Kementerian Perindustrian, 2013. Perkembangan Impor Migas dan Non Migas Perkembangan total Impor migas dan non migas di Indonesia selama rentang penelitian lihat Gambar 3. Selama 1975-2016, nilai impor baik migas dan non migas mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai impor secara keseluruhan meningkat sebesar 1361 persen, dari USD 9,29 miliar 1975 menjadi USD miliar 2016. Lebih lanjut, peningkatan ini didominasi oleh impor non migas yang meningkat dari USD miliar 1975 menjadi USD miliar 2016. Untuk nilai impor migas juga mengalami peningkatan walaupun tidak sebesar impor non migas, dari USD 4,77 miliar 1975 menjadi USD 18 miliar 2016. Sumber Badan Pusat Statistik 2017 Gambar 2 Perkembangan Impor Migas dan Non Migas, 1975 – 2016 Dalam USD Sejak akhir tahun 1970-an hingga awal 1980-an total impor migas maupun non migas mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tidak terlepas atas terjadinya oil boom akibat adanya konflik di Timur Tengah. Oil boom pada periode 1970-1980 terjadi sebanyak dua kali. Menurut Bappenas, selama periode 1970-1974 harga minyak melonjak dari $ menjadi $ Kemudian periode kedua terjadi pada tahun 1979-1982, harga minyak yang telah mencapai $15,65/barrel naik menjadi 29,50/barrel pada tahun 1980. Kemudian pada tahun 1982 harga minyak dunia kembali mengalami kenaikan harga mencapai $ Pada hakekatnya kenaikan harga minyak ini akan mempengaruhi ekspor Indonesia terutama migas karena pada saat itu sangat bergantung pada sektor migas. Namun multiplier effectnya juga mampu meningkatkan impor baik migas maupun non migas yang terjadi melalui transmisi ketika ekspor meningkat, maka pendapatan nasional meningkat, daya beli masyarakat terhadap impor juga meningkat. puncaknya terjadi pada 1982 ketika impor mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peranan Impor Migas dan Non Migas Terhadap Cadangan Devisa Analisis tentang sektor perdagangan luar negeri Indonesia selama ini terlalu didominasi oleh analisis tentang ekspor. Di satu sisi hal ini dapat dipahami karena ekspor merupakan satusatunya andalan penghasil Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 6 Juni 2020 Hal. 38 - 45 p-ISSN 2443-2830 e- ISSN 2460-9471 devisa yang berasal dari kekuatan sendiri. Walaupun ekspor dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan perekonomian suatu negara namun impor juga memegang peranan yang penting bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Kebijakan impor sepenuhnya ditujukan untuk mengamankan posisi neraca pembayaran, mendorong kelancaran arus perdagangan luar negeri, dan meningkatkan lalu lintas modal luar negeri untuk kepentingan pembangunan, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil regresi menunjukkan bahwa hubungan impor migas dengan cadangan devisa Indonesia negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Prasetiantono 2013 impor migas kita melonjak menyebabkan defisit neraca perdagangan, sehingga cadangan devisa terkuras dan akhirnya memperlemah rupiah. Diperkuat oleh Muhamad Husen direktur Pertamina Hulu Energi Peningkatan impor migas ini lebih disebabkan konsumsi BBM yang dipicu oleh pertumbuhan kendaraan yang semakin meningkat dari hari ke hari Sindonews, 2013. Dalam ilmu ekonomi ketika tingkat impor baik yang dipengaruhi oleh migas atau non migas suatu negara tinggi dan melebihi dari ekspornya maka nilai neraca perdagangan akan negatif dimana kondisi ini dinamai defisit perdagangan. Ketika terjadi defisit neraca perdagangan dapat mengurangi cadangan devisa yang dimiliki negara untuk menutupi defisit perdagangan ini. Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia Perkembangan cadangan devisa di Indonesia selama rentang periode penelitian lihat Gambar 4. pada awal periode penelitian berada pada posisi USD terus berfluktuatif dengan tren yang positif hingga mencapai USD Menurut Safitri et al, 2017 358 persoalan cadangan devisa merupakan permasalahan yang sangat penting, karena cadangan devisa suatu negara dapat menopang kestabilan ekonomi nasional. Cadangan devisa tentunya menjadi suatu indikator yang sangat penting juga untuk melihat sejauh mana suatu negara mampu melakukan perdagangan luar negeri negara tersebut. Sumber World Bank 2017 Gambar-4 Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia, 1975 – 2016 Dalam USD Jika dilihat secara keseluruhan cadangan devisa mengalami peningkatan yang cukup pesat, tentunya perkembangan ini menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia. Karena pada hakekatnya cadangan devisa berfungsi sebagai menjaga kestabilan nilai tukar dan dapat dipergunakan untuk membiayai defisit pada neraca pembayaran. Menurut Hady 2000, cadangan devisa diartikan sebagai total valuta asing yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara. Cadangan devisa tersebut dapat diketahui dari posisi neraca pembayaran. Makin banyak devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk suatu negara maka berarti makin besar kemampuan negara tersebut dalam melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat pula mata uang negara tersebut. Kemudian hal ini diperkuat oleh Dumairy 1997, yang menyebutkan bahwa posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya tiga bulan. Jika cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor, maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Bukan saja negara tersebut akan kesulitan mengimpor barang-barang yang dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi dapat menurunkan kredibilitas mata uangnya, yaitu kurs mata uangnya di pasar valuta asing akan mengalami depresiasi. Apabila posisi cadangan devisa itu terus menipis dan semakin tipis, maka dapat terjadi “serbuan” rush terhadap valuta asing dalam negeri. Dalam keadaan demikian, sering terjadi pemerintah negara yang bersangkutan akhirnya terpaksa melakukan devaluasi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Muslim 2014 bahwa ketika cadangan devisa menurun dapat mengganggu makroekonomi Indonesia. Dari sisi moneter gangguan ini berupa menurunnya kapasitas Bank Indonesia untuk melakukan intervensi di pasar keuangan dalam rangka stabilisasi rupiah. Disisi lain devisa juga digunakan untuk membiayai impor, sehingga prediksi kemampuan pembiayaan impor akan berkurang. Misalnya saja yang asalnya kita memiliki cadangan pemenuhan pembiayaan impor selama lima bulan ke depan akan berkurang menjadi empat bulan ke depan. Sehingga sebagai solusi atas rendahnya cadangan devisa, perlu adanya penambahan jumlah devisa. Dimana sumbernya bukan hanya berasal dari adanya surplus perdagangan, namun dari arus modal yang berbentuk penerbitan surat hutang adalah salah Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 6 Juni 2020 Hal. 38 - 45 p-ISSN 2443-2830 e- ISSN 2460-9471 satu bentuk masuknya devisa ke dalam negeri. Masuknya devisa dalam bentuk hutang memang bisa memberikan solusi jangka pendek akan kebutuhan transaksi internasional. Namun dalam jangka panjang perlu dipertimbangkan kemampuan keuangan nasional di masa yang akan datang apakah akan semakin terbebani. Apabila semakin terbebani maka masalah yang timbul akan semakin berat. Oleh sebab itu sebelum dilakukan ekspansi hutang selayaknya dilakukan perencanaan serta pengelolaan yang baik akan realisasi hutang ini. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini terhadap berbagai pihak terkait volatilitas cadangan devisa di Indonesia, antara lain 1 berdasarkan hasil pengujian regresi berganda nilai ekspor dan impor migas berpengaruh negatif dan tidak signifikan; 2 sedangkan nilai ekspor dan impor non migas berpengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas cadangan devisa. Tentunya akibat dari adanya perdagangan ini membawa dampak terhadap volatilitas cadangan devisa di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad. 2003. Fikih Ekonomi Umar bin Khattab. Jakarta Pustaka Al-Kautsar. Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman. 2013. Sirah Nabawiyah. Depok Gema Insani Press. Amir., M. S. 1999. Ekspor Impor Teori & Penerapannya Cetakan Keenam. Jakarta Binaman Pressindo. Aizenman, Joshua & Marion, Nancy. 2003. “The high demand for international reserves in the Far East What is going on?”. Journal of Japanese International Economies 17 370–400 Benny, Jimmy. 2013. “Ekspor Dan Impor Pengaruhnya Terhadap Posisi Cadangan Devisa Di Indonesia”. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi , 1 4 1406-15 Case, Karl. E., & Fair, Ray. C. 2007. Principles of Economics. Eighth Edition. New Jersey Prentice Hall Dumairy, 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta.Erlangga Gandhi, Dyah Virgoana. 2006. Pengelolaan Cadangan Devisa di Bank Indonesia. Jakarta Bank Indonesia, PPSK. Ginting, Ari Mulianta. 2014. “Trade Balance Development and Its Determining Factors”. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 8 1 51-72. Hady, Hamdy. 2000. Ekonomi Internasional Edisi ke dua. Jakarta Ghalia Indonesia Heller 1966. “Optimal International Reserves”. The Economic Journal, 76 302 296-311. Hutabarat, R. 1996. Transaksi Ekspor Impor. Erlangga. Jakarta Monetery Fund. 2013. Balance of Payments Manual, 5th edition Kamaluddin, Rustian, 1999. Pengantar Ekonomi Pembangunan Edisi Kedua, Jakarta Lembaga Penerbit FE UI. Kennedy, O. 2013. Kenya’s Foreign Trade Balance An Emperical Investigation. European Scientific Journal, .9 19 176-89. Mankiew, Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Ketiga. Jakarta Salemba Empat. Putra, M. Umar Maya, and Syafrida Damanik. 2017. “Pengaruh Ekspor Migas dan Non Migas Terhadap Posisi Cadangan Devisa di Indonesia”. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 7 02 245-54 Prasentiantono, Tony. 2013. Meredam Defisit Perdagangan. Kompas, 16 Desember 2013. Pramono Hariadi,2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor non mgas Indonesia. Dalam Jurnal Ventura, 11 3 Pujoalwanto, B. 2014. Perekonomian Indonesia, Tinjauan Historis, Teoritis dan Empiris. Jakarta Graha Ilmu Safitri, Haniyah., Disty, Amri Aditya., Ma’ Sumah, Ngalimatul., Zulaehah, Anna & Yuni Ariyant. 2017. “Analysis of Indonesia’s Balance Trade on Oil & Gas and Non Oil & Gas Toward International Reserve, 2003-2013”. Economics Development Analysis Journal 3 2 353-61 Salvatore, D. 2007. International Economics. Prentice-Hall. Sayoga, Pundy, and Syamsurijal Tan. 2017. “Analisis Cadangan Devisa Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Jurnal Paradigma Ekonomika, 12 1 25-31. Sukirno, Sadono. 2008. Makro Ekonorni Teori Pengantar. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada Yussof, M. 2007. The Malaysian Real Trade Balance and the Real Exchange Rate. Internasional Review of Applied Economics, 21 5 655-67. ... Cadangan devisa bertambah ataupun berkurang tampak dalam neraca lalu lintas moneter, cadangan devisa lazim di ukur dengan rasio cadangan resmi terhadap impor, yakni jika cadangan devisa cukup menutupi impor suatu negara selama tiga bulan, lazim dipandang sebagai tingkat yang aman dan jika hanya dua bulan atau kurang makan akan menimbulkan tekanan terhadap neraca pembayaran Asyaria et al., 2020 ...In'am WidiarmaPerekonomian Jawa Timur menjadi berometer pembangunan ekonomi Indonesia karena menjadi penopang perekonomian nasional dan penyangga kebutuhan barang pokok di kawasan timur Indonesia. Selain itu, Jawa Timur menjadi hub logistik dalam proses pengiriman barang ke luar negeri melalui Pelabuhan TPS Terminal Petikemas Surabaya dan Terminal Teluk Lamong Surabaya sehingga konektivitas sangat diperlukan untuk memperkuat layanan sistem logistik untuk ekspor yang lebih efektif dan efisien. Kelangkaan kontainer menjadi isu utama dalam proses pengiriman barang ke luar, yang memicu permasalahan baru dan biaya logistik yang meningkat seperti kenaikan ocean freight, kekurangan space kapal, biaya congention dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan program PLS Partial Least Square melalui smartPLS Professional Hasil analisa ini untuk mengevaluasi pengaruh yang terkait dalam hal ini dampak dunia logistik yakni perdagangan internasional yang berhubungan dengan perekonomian daerah maupun nasional... Cadangan devisa diperoleh dari kegiatan perdagangan antar negara. Cadangan devisa yang dimiliki berupa aset dalam simpanan mata uang seperti Euro, Dollar dan mata uang lainnya Safitri dkk, 2014. ...Dewi Mahrani RangkutyRusiadi RusiadiKiki RamadhaniThis study aims to analyze of fluctuations in foreign exchange reserves in three developing countries using time series data for the period 2000-2018 with the Research Method Of Panel Autoregressive Distributed Lag ARDL. The results showed that foreign exchange reserves were the leading indicator in three developing countries Indonesia, Vietnam, and Malaysia but were unstable in the short run. In the long and short term, significant variables affect fluctuations in foreign exchange reserves in three developing countries, namely exports and foreign debt. It is recommended to the Government to increase exports rather than imports to increase gold reserves which can later increase output towards economic growth.... Ekspor adalah aktivitas menjual barang ke luar negeri sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara pengekspor maupun pengimpor, serta barang tersebut merupakan hasil produksi dalam negeri negara. Menurut Asyaria 2020 ekspor yaitu aktivitas perdagangan internasional yang dapat mendorong kemajuan negara yang melakukan ekspor terutama bagi negaranegara berkembang Asyaria et al., 2020. Ketika suatu negara meningkatkan ekspor, negara tersebut akan menerima pendapatan berupa devisa, yang kemudian akan dikelola oleh bank sentral, atau menambah cadangan devisa. ...Laeli Lafi Khusnatun Dinar Melani HutajuluAbstrak Cadangan devisa merupakan bagian penting dari perekonomian suatu negara. Besar kecilnya cadangan devisa dapat dipengaruhi oleh nilai ekspor. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh ekspor, inflasi, BI rate, dan Utang Luar Negeri ULN terhadap cadangan devisa, serta menganalisis hubungan kointegrasi antara ekspor, inflasi, BI rate, dan utang luar negeri terhadap cadangan devisa. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan bentuk data time series. Analisis data yang digunakan adalah Error Correction Model ECM menggunakan aplikasi Eviews10. Hasil penelitian ini menujukan bahwa yang mempengaruhi cadangan devisa adalah BI Rate dan ULN, serta keseimbangan jangka pendek mempengaruhi keseimbangan jangka panjang. Abstract Foreign exchange reserves are an important part of a country's economy. The size of foreign exchange reserves can be influenced by the value of exports. The purpose of this study is to analyze the effect of exports, inflation, BI rate, and External Debt ULN on foreign exchange reserves, as well as analyze the cointegration relationship between exports, inflation, BI rate, and foreign debt on foreign exchange reserves. This study uses secondary data in the form of time series data. Analysis of the data used is the Error Correction Model ECM using the Eviews10 application. The results of this study indicate that those that affect foreign exchange reserves are the BI Rate and external debt, and the short-term balance affects the long-term balance.... The strengthening of foreign exchange reserves is also inseparable from the influence of the exchange rate, therefore it is necessary to pay attention to the stability of the exchange rate in order to help stabilize the economy and support the expansion of exports so as to achieve better prosperity. It is as effective as possible to learn from outside industries in order to achieve maximum results and be able to compete in foreign markets Safitri, 2014. ...Anas Fadhillah Arintoko ArintokoKamio KamioThe purpose of this study to analyze the effect of exports, government expenditure, and inflation on poverty in Indonesia in 2000-2019, and the independent variables which are the most dominant against poverty in Indonesia. The data used are secondary data taken from Bank Indonesia and Badan Pusat Statistik BPS. This study uses a regression method with the OLS Ordinary Least Square model. or the ordinary least squares model. The results of this study note that oil and gas and non-oil exports have a negative and significant effect on poverty, government expenditure has a significant and negative effect on poverty, and inflation has a positive but not significant effect. To reduce poverty in Indonesia, it is necessary to export commodities that have a large added value, government expenditure which leads to a reduction in the number of poor people, and to control prices of goods and services that are stable / accessible to the Ulil AlbabJaka NugrahaAbstrak Indonesia adalah salah satu negara pengekspor maupun pengimpor barang dan jasa berupa migas dan non – migas. BPS, mencatat data ekspor dan impor migas dan non – migas terus mengalami kenaikan. Kenaikan ekspor dan impor pada komoditi tersebut juga sejalan dengan kenaikan inflasi pada beberapa bulan berjalan. Inflasi mempengaruhi nilai daripada ekspor dan impor migas dan non – migas. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis tentang Pengaruh Nilai Ekspor dan Impor Migas dan Non–Migas Terhadap Inflasi Di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan Teknik analisis uji anasilis regresi berganda dengan pengumpulan data sekunder melalui BPS. Kesimpulan penelitian menunjukkan ekspor migas berpengaruh terhadap inflasi, ekspor non-migas tidak berpengaruh terhadap inflasi, impor migas berpengaruh terhadap inflasi, impor non-migas tidak berpengaruh terhadap Umar Maya PutraSyafrida DamanikEvery country wants to get welfare. To get welfare, in the context of foreign conduct international trade. Instruments used in international trade is exports that can be used as a driving force in promoting economic development. A difference of a factor of production endowment would enable exports done so between countries will create profits respectively. Exports made by Indonesia in the form of oil and gas and non-oil can help the economy and could add to reserves through other countries. In the time series data 2005 to 2012 by using SPSS 16 the result is that oil and gas exports and a significant positive effect on the foreign exchange reserves but otherwise non-oil exports and no significant negative effect on foreign exchange SayogaSyamsurijal TanThis study aims to analyze the factors that influence Indonesian coffee exports. The data in this study is time series data, which were obtained from various government agencies. The Error Correction Model ECM method is used to analyze the effect of coffee prices, GDP and the exchange rate on the volume of Indonesian coffee exports. The estimation results find that coffee prices, Indonesian GDP and exchange rates have a short-term relationship and a long-term balance of the volume of coffee exports. Based on the long-term estimation of the coffee price variable, GDP and exchange rates do not significantly affect the volume of coffee exports, while in the short term these three variables influence the volume of coffee Impor Teori & Penerapannya Cetakan KeenamM S AmirAmir., M. S. 1999. Ekspor Impor Teori & Penerapannya Cetakan Keenam. Jakarta Binaman Dan Impor Pengaruhnya Terhadap Posisi Cadangan Devisa Di IndonesiaJimmy BennyBenny, Jimmy. 2013. "Ekspor Dan Impor Pengaruhnya Terhadap Posisi Cadangan Devisa Di Indonesia". Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1 4 1406-15Karl E CaseRay C FairCase, Karl. E., & Fair, Ray. C. 2007. Principles of Economics. Eighth Edition. New Jersey Prentice Hall Dumairy, 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta.Erlangga Gandhi, Dyah Virgoana. 2006. Pengelolaan Cadangan Devisa di Bank Indonesia. Jakarta Bank Indonesia, Balance Development and Its Determining FactorsAri GintingMuliantaGinting, Ari Mulianta. 2014. "Trade Balance Development and Its Determining Factors". Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 8 1 Internasional Edisi ke dua. Jakarta Ghalia Indonesia Heller 1966Hamdy HadyHady, Hamdy. 2000. Ekonomi Internasional Edisi ke dua. Jakarta Ghalia Indonesia Heller 1966. "Optimal International Reserves". The Economic Journal, 76 302 Ekspor Impor. Erlangga. Jakarta Monetery FundR HutabaratHutabarat, R. 1996. Transaksi Ekspor Impor. Erlangga. Jakarta Monetery Fund. 2013. Balance of Payments Manual, 5th edition Ekonomi Pembangunan Edisi KeduaRustian KamaluddinKamaluddin, Rustian, 1999. Pengantar Ekonomi Pembangunan Edisi Kedua, Jakarta Lembaga Penerbit FE Foreign Trade Balance An Emperical InvestigationO KennedyKennedy, O. 2013. Kenya's Foreign Trade Balance An Emperical Investigation. European Scientific Journal,.9 19 176-89.
- Devisa adalah istilah yang barangkali sudah tak asing lagi di telinga. Devisa negara adalah alat dalam pembayaran dalam perdagangan internasional atau ekspor impor. Apa itu devisa? Devisa adalah alat pembayaran Nama lain dari devisa adalah foreign exchange. Tinggi rendahnya cadangan devisa negara adalah salah satu parameter yang menandakan bahwa sektor keuangan negara tidak mengalami masalah dan roda ekonomi berputar dengan buku Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI karya Dewi Kusumawardani, tujuan penggunaan devisa adalah untuk melakukan transaksi pembelian dan penjualan antarnegara. Baca juga Faktor Penyebab Perdagangan Internasional Secara sederhana, devisa adalah kumpulan valuta asing yang berfungsi sebagai medium pembiayaan transaksi perdagangan antar-negara atau perdagangan internasional. Pengertian lain dari cadangan devisa adalah nilai kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara dalam bentuk mata uang asing, di mana nilai kekayaan tersebut diakui oleh oleh negara-negara lainnya sebagai alat pembayaran. Jenis cadangan devisa Perlu digarisbawahi, tidak semua mata uang di dunia dapat dikatakan sebagai cadangan devisa. Ini karena beberapa mata uang asing tak bisa dipergunakan sebagai alat pembayaran perdagangan internasional. Mata uang asing yang bisa dijadikan nilai devisa adalah mata uang seperti dollar Amerika Serikat, yen Jepang, yuan Tiongkok, euro Uni Eropa, dan poundsterling Inggris. Baca juga Ciri-ciri Perdagangan Internasional Beberapa jenis cadangan devisa adalah sebagai berikut Valuta asing Persediaan emas Special Drawing Rights SDR Reserve Position in the Fund RPF Sumber cadangan devisa Sumber utama penambahan devisa negara berasal dari perdagangan, dalam hal ini ekspor alias menjual barang atau jasa ke luar negeri. Jika sebuah negara memiliki devisa yang setiap tahunnya selalu bertambah, maka kegiatan ekonomi negara tersebut dapat dikatakan berkembang. Sumber devisa negara adalah sebagai berikut 1. Penyelenggaraan Jasa-Jasa Sumber devisa pertama adalah penyelenggaraan jasa. Kegiatan penyelenggaraan jasa-jasa yang mendatangkan sumber pemasukan untuk negara antara lain bandar udara, pelabuhan, kapal-kapal layar ke luar negeri, jasa pengiriman barang-barang ekspor dan impor, dan jasa Pariwisata Banyak sumber devisa adalah dari para turis asing. Sumber devisa dari sektor pariwisata adalah datangnya para wisatawan asing ke Indonesia. Para wisatawan asing tersebut akan menukarkan uang negaranya valuta dengan uang rupiah. Valuta asing yang ditukarkan dengan rupiah merupakan devisa bagi negeri. 3. Hibah dan bantuan asing Bantuan yang berasal dari luar negeri bila berwujud barang akan menghemat devisa. Dengan demikian, Indonesia tidak perlu mengeluarkan devisa untuk membeli barang-barang tersebut. Hal ini berarti akan menambah devisa secara langsung. Bila ada bantuan dari luar negeri yang berupa valuta asing, maka hal tersebut dapat menambah devisa secara langsung. 4. Ekspor barang dan jasa Bagi banyak negara, sumber devisa adalah dari perdagangan. Apabila kita mengekspor barang ke negara lain, maka kita akan mendapatkan bayaran dari negara tersebut dalam bentuk devisa. Semakin banyak jumlah barang yang diekspor, maka semakin besar devisa yang didapatkannya, begitu juga dengan ekspor jasa. Misalnya pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Mereka dapat menambah devisa negara karena mereka dibayar dengan mata uang negara tempat mereka bekerja. Di banyak negara, sumber utama penambahan devisa negara berasal dari ekspor. 5. Pinjaman luar negeri Adanya utang luar negeri, akan menambah devisa bagi negara. Hal ini disebabkan penerimaan utang tersebut dalam bentuk mata uang asing. Meskipun pinjaman tersebut pada akhirnya juga harus dikembalikan, tetapi pada saat menerima pinjaman luar negeri, akan menambah devisa. 6. Pendapatan dari Investasi Sumber devisa adalah investasi. Investasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia di luar negeri, tentunya akan mendapatkan pendapatan dalam bentuk mata uang asing. Mata uang asing yang diterima tentu saja menjadi tambahan devisa. LOTULUNG Devisa adalah cadangan kekayaan, devisa negara adalah cadangan kekayaan negara untuk berbagai pembayaran internasional. Apa itu devisa? Baca juga 8 Manfaat Perdagangan Internasional Fungsi Devisa Salah satu kegunaan devisa adalah untuk membiayai impor barang-barang yang dibutuhkan suatu negara. Berikut fungsi-fungsi devisa Membiayai impor barang-barang. Membiayai jasa-jasa yang diterima dari luar negeri. Membiayai perjalanan dinas para pejabat keluar negeri. Membiayai kantor-kantor konsulat atau militer di luar negeri. Membiayai kantor-kantor kedutaan di luar negeri. Membiayai pengiriman misi kesenian dan kebudayaan ke luar negeri. Membiayai kontingen olahraga ke luar negeri. Membayar bunga atas obligasi dan dividen atas saham yang telah dijual ke luar negeri. Membayar cicilan pokok utang yang telah diterima dari luar negeri. Membiayai atas kredit atau pinjaman ke luar negeri. Pada dasarnya, devisa adalah kepemilikan alat pembayaran. Cadangan devisa negara adalah dipakai untuk membiayai berbagai keperluan atau pengeluaran seperti membayar barang impor, membayar pekerja asing, dan membayar utang dan bunga dari luar negeri. Sementara sumber utama penambahan devisa negara berasal dari perdagangan. Humas Pelabuhan Tanjungwangi Devisa adalah alat pembayaran ekspor impor, sumber utama penambahan devisa berasal dari kegiatan ekspor, devisa negara adalah cadangan kekayaan yang dimiliki negara untuk membayar berbagai keperluan. Apa itu devisa? Baca juga Pengertian Perdagangan Internasional Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
devisa non migas dari hutan yang menghasilkan banyak devisa adalah