Ditemukan 10 Planet Baru di Galaksi Bima Sakti. Tanggal 9 Januari 2021, Dibaca 150 kali. Menerapkan Disiplin di Sekolah. Tanggal 8 Januari 2021, Dibaca 250 kali. Pentingnya Pengecekkan Kesehatan Secara Berkala. Tanggal 7 Januari 2021, Dibaca 300 kali. foto-di-museum-zoologi. Kontak. Alamat :
Ditemukan 10 Planet Baru di Galaksi Bima Sakti. Tanggal 9 Januari 2021, Dibaca 150 kali. Menerapkan Disiplin di Sekolah. Tanggal 8 Januari 2021, Dibaca 250 kali. Pentingnya Pengecekkan Kesehatan Secara Berkala. Tanggal 7 Januari 2021, Dibaca 300 kali. Galeri 1. Galeri 2. Galeri 3. Galeri 5. Galeri 5. Galeri 6. Kontak.
. - Alam semesta yang kita diami terdiri dari miliaran bintang, planet, dan galaksi. Sementara, Bumi tempat manusia tinggal, berada di galaksi Bima Sakti, satu dari sekian banyak galaksi yang ada di alam semesta Bumi, ada sejumlah planet lain yang tinggal di galaksi yang sama, yaitu Merkurius, Venus, Mars, Saturnus, Jupiter, Uranus, dan Neptunus. Semua planet tersebut berputar mengelilingi bintang mega besar bernama matahari. Namun, tahukah Anda mengapa galaksi ini dinamakan galaksi Bima Sakti?Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN Thomas Djamaluddin mengaku tak tahu secara pasti mengenai asal usul penamaan Bima Sakti. Akan tetapi, beberapa sumber mengatakan bahwa nama galaksi ini diambil dari tokoh pewayangan bernama Bima. "Saya tidak tahu secara pasti asal usulnya, tetapi kabarnya taburan ratusan miliar bintang yang membentang diasosiasikan dengan selendangnya Bima yang sakti," kata Thomas kepada Sabtu 12/9/2020. Hal itu sama halnya dengan orang Barat yang mengasosiasikan miliaran bintang itu dengan jalur bersusu atau Milky Way dan orang Jepang dengan sungai Perak Gin-ga. Ia pun tak tahu sejak kapan istilah itu pertama kali digunakan untuk menyebut galaksi ini.
- Galaksi Bima Sakti adalah tempat kita berada. Sulit untuk mendapatkan gambaran galaksi ini secara utuh karena posisi Bumi kita yang berada di dalamnya. Namun, semuanya mulai berubah pada tahun 1990-an ketika teknologi teleskop semakin berkembang. Perkembangan tersebut kian pesat pada tahun 2012 ketika European Space Agency meluncurkan Gaia Galaksi Bima Sakti Matahari dan planet di tata surya kita merupakan bagian dari galaksi Bima Sakti. Galaksi adalah sekumpulan bintang, gas, dan debu yang berkumpul karena adanya gravitasi. Berikut adalah karakteristik Galaksi Bima Sakti Galaksi Bima Sakti terdiri dari 4 fitur utama, yaitu bulge pusat galaksi yang paling terang, piringan galaksi, stellar halo area renggang yang membungkus Bima Sakti dan jarang ada bintang di sini, dan globular cluster gugus bola yang berisi bintang-bintang tua. Bentuk galaksinya adalah spiral. Dalam Bahasa Inggris, galaksi kita disebut dengan Milky Way karena tampilannya yang berwarna putih seperti susu ketika dilihat dari area yang gelap. Estimasi jumlah bintang yang terdapat di galaksi ini adalah sekitar 100 milyar bintang. Diameter Galaksi Bima Sakti adalah sekitar tahun cahaya. Tata surya kita berada sekitar tahun cahaya dari pusat galaksi. Sama seperti planet yang mengorbit mengelilingi Matahari, Matahari juga bergerak mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti. Sekali tata surya kita berevolusi terhadap pusat Galaksi Bima Sakti membutuhkan waktu 250 juta tahun. Baca juga Struktur Terpanjang di Galaksi Bima Sakti Ditemukan, Seperti Apa?Sejarah penemuan galaksi Galaksi Bima Sakti pertama kali ditemukan oleh Charles Messier pada abad ke-18 dan disebut sebagai nebula. Messier menganggapnya sebagai objek kabur dan terus melakukan pengamatan terhadap objek ini. Beliau ragu ingin membedakan benda ini dengan roket, benda langit yang banyak diamati pada masa itu. Akhirnya, Messier menemukan bahwa komet dan galaksi sama-sama objek kabur. Namun, komet tampak lebih redup, sedangkan galaksi lebih terang. Kala itu, Messier dan temannya, Pierre Mechain berhasil mendokumentasikan 110 objek nebula tanpa tahu sebagiannya adalah galaksi. Barulah pada tahun 1920, Edwin Hubble mengungkapkan bahwa Nebula Andromeda adalah galaksi lain di luar Bima Sakti. Hubble menyimpulkan dari hasil perhitungan jarak Bumi ke Nebula Andromeda. Hasilnya, jarak Andromeda ternyata lebih jauh dari Bima Sakti. Inilah yang menjadi awal mula para ahli mendefinisikan galaksi, terutama Galaksi Bima Sakti. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Planet merupakan sebuah benda langit yang memiliki sifat tidak bisa memancarkan cahaya sendiri dan hanya dapat menerima cahaya dari bintang lain. Tidak semua benda langit yang tidak bisa memancarkan cahaya disebut planet, hanya objek yang memiliki lintasan orbit yang mengelilingi pusat bintang ini saja yang bisa disebut dengan planet. Anda tentunya masih ingat bukan, apa saja nama planet yang ada dalam galaksi bima sakti termasuk planet kita. Meski demikian masih banyak orang yang belum tahu mengenai nama-nama planet yang masuk kategori planet dalam dan planet luar. Apa saja nama planet dalam dan planet luar di galaksi bima sakti? Semua planet pasti melakukan rotasi dan berevolusi dengan masa yang berbeda-beda. Pada planet yang masuk dalam kategori planet bagian dalam memiliki waktu revolusi lebih cepat dibandingkan dengan planet yang masuk ke dalam kategori planet luar. Berikut nama planet berdasarkan kategori planet dalam tata surya dari galaksi bima sakti 1. Merkurius Merkurius merupakan planet kecil yang berjarak hanya 0,5 SA dari matahari. Meski demikian jarak tersebut selalu berubah-ubah tergantung dari jarak orbit yang ditempuh. Planet yang masuk dalam kategori planet dalam ini memiliki diameter hanya km saja. Sementara untuk lama rotasi planet ini hanya membutuhkan waktu selama 58,6 hari. 2. Venus Nama planet selanjutnya yang masuk dalam kategori planet dalam adalah planet venus. Venus sendiri merupakan planet kedua yang dekat dengan matahari setelah planet merkurius. Diameter yang dimiliki oleh planet venus adalah sekitar km dengan massa 0,815 kali dengan massa Bumi. Planet yang satu ini membutuhkan waktu hingga 225 hari untuk berevolusi dan membutuhkan waktu hingga 243,2 hari untuk berotasi. 3. Bumi Bumi merupakan satu-satunya planet di galaksi bima sakti yang memiliki kehidupan. Planet di urutan ketiga yang paling dekat dengan matahari ini memiliki diameter hingga km. Untuk bisa berotasi, bumi membutuhkan waktu hingga 24 hari sedangkan untuk berevolusi planet bumi membutuhkan waktu hingga 365,25 hari. 4. Mars Nama planet selanjutnya yang masuk dalam planet dalam adalah planet mars. Planet yang memiliki diameter hingga km ini memiliki jarak hingga 228 juta km dari matahari. Bentuk planet ini sedikit mirip dengan yang ada di bumi. Untuk bisa menempuh jarak revolusinya, planet ini membutuhkan waktu 687 hari dan hanya 24,6 jam saja untuk berotasi. Untuk lebih memahami planet ini, bisa dilihat secara lengkap tentang ciri ciri Planet Mars. 5. Jupiter Nama planet ini atau Jupiter menjadi planet pertama yang masuk dalam kategori planet luar. Umumnya planet luar memiliki jarak yang sangat jauh dengan matahari sehingga suhu di permukaannya sangat dingin. Planet dengan 16 satelit ini membutuhkan waktu hingga 11,86 tahun hanya untuk berevolusi. Sedangkan untuk berotasi, planet tersebut hanya membutuhkan waktu 10 jam saja. Lihat lebih lengkap disini tentang ciri ciri Jupiter. 6. Saturnus Saturnus menjadi planet selanjutnya yang masuk dalam kategori planet luar setelah Yupiter. Salah satu ciri mencolok dari planet ini adalah adanya cincin yang mengitari planet. Cincin tersebut sebenarnya adalah kumpulan batu asteroid yang tertahan dan terpengaruh oleh gravitasi planet saturnus. Planet yang satu ini membutuhkan waktu hanya 10,7 jam saja untuk berotasi. Namun masa revolusi yang diperlukan untuk mengelilingi matahari sangatlah lama yakni sekitar 29,5 tahun. Lihat secara lengkap mengenai ciri ciri Saturnus. 7. Uranus Nama planet selanjutnya adalah planet uranus. Planet dengan diameter km ini merupakan planet besar dengan massa mencapai 14,54 massa bumi. Jika dilihat-lihat planet ini terlihat sangat mirip dengan bulan. Bedanya planet ini memiliki 15 satelit alaminya sendiri serta bukan merupakan satelit dari planet lain. planet ini memiliki ukuran yang hampir sama dengan bumi namun memiliki masa rotasi yang lebih cepat. Planet uranus hanya perlu 17 jam saja untuk berputar pada porosnya dalam sekali putaran. Sedangkan lama waktu untuk menempuh orbit guna mengelilingi matahari dari planet Uranus adalah 87 tahun. 8. Neptunus Neptunus menjadi planet terjauh dari matahari dengan jarak mencapai juta km dari matahari. Ukuran planet ini sangat besar sekitar 17,2 kali dari masa bumi. Tidak mengherankan jika diameter dari planet ini saja mencapai km. planet dengan 8 buah satelit ini memiliki permukaan layaknya bulan namun dilapisi oleh lapisan silikat. Planet dengan jarak terjauh dari matahari ini tentunya memiliki lintasan yang amat panjang saat melakukan revolusi. Lama waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 165 tahun. Sementara periode rotasi dari planet yang satu ini hanyalah 16 jam saja. Ke delapan nama planet di atas sebagian masuk dalam kategori planet dalam dan sebagian lagi masuk dalam kategori planet luar. Masih ingatkah kamu mana saja planet yang masuk dalam kategori planet dalam?.
Jakarta - Teleskop milik NASA, Chandra X-ray Observatory, mungkin telah menemukan untuk pertama kalinya planet yang berada di luar Galaksi Bima Sakti. Jika terkonfirmasi benar, maka planet ini ribuan kali lebih jauh jaraknya dari banyak exoplanet yang sejauh ini dikutip detikINET dari Independent, exoplanet yang terlacak astronom masih berada di area Bima Sakti atau Milky Way. Artinya, hampir seluruhnya berjarak kurang dari tahun cahaya dari Planet Bumi di luar galaksi ini, berada di galaksi tetangga Bima Sakti yang dinamakan sebagai M51 atau juga Whirlpool Galaxy. Jaraknya sendiri sekitar 28 juta tahun cahaya. Para peneliti berdasarkan metode risetnya memperkirakan bahwa planet tersebut ukurannya mirip-mirip dengan Planet Saturnus. Kemudian, ia mengorbit bintang neutron atau Lubang Hitam dalam jarak dua kali lipat dari Saturnus ke para peneliti ini mengakui masih membutuhkan data tambahan untuk memastikan obyek ini adalah benar-benar planet. Salah satu tantangannya adalah, orbit besar dari planet tersebut mungkin membuatnya tidak akan terdeteksi lagi sampai sekitar 70 tahun."Kami tahu bahwa kami membuat klaim yang menarik sehingga kami mengharapkan astronom yang lain akan menelitinya dengan hati-hati. Kami kira kami punya argumen yang kuat dan proses seperti inilah bagaimana sains bekerja," kata Julia Berndtsson, salah satu periset dari Princeton dasarnya, metode yang digunakan untuk melacaknya adalah metode transit. Lintasan sebuah planet di depan bintangnya akan memblokir sebagian cahaya dari binyang itu dan membuatnya meredup. Kejadian ini dapat terdeteksi oleh teleskop dari pertama kali ditemukan lebih dari seperempat abad lalu, jumlah exoplanet, planet di luar Tata Surya yang mengorbit bintang, mengalami pertumbuhan yang pesat. Laporan pada tahun 2019 menyebut jumlahnya sudah menyentuh angka yang dicatat secara resmi. Kini, mungkin juga ada exoplanet di luar Galaksi Bima Sakti. Simak Video "Astronom Berulang Kali Dapat Sinyal Radio Berulang dari Exoplanet" [GambasVideo 20detik] fyk/rns
Ilustrasi alien. Foto needpixRasa penasaran manusia akan penghuni lain alam semesta tak pernah hilang. Saat ini, di zaman di mana metode saintifik berkembang, banyak metode yang dikembangkan untuk mendeteksi keberadaan alien, salah satunya adalah dengan deteksi sinyal radio. Sinyal Radio adalah spektrum gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sangat lebar. Ia punya kemampuan penetrasi yang jauh sehingga sangat efektif untuk komunikasi. Di Bumi kita melihat implementasinya dari sinyal Wi-Fi, seluler, radio FM/FM, dan banyak ini, ilmuwan datang datang subjek perburuan terbaru, dengan melakukan pencarian di range spektrum spesifik, bentuk gelombang spesifik, dan lingkup area buruan dengan cara baruIlmuwan dari Search for Extraterrestrial Intelligence SETI, organisasi nirlaba yang telah aktif melakukan pencarian alien sejak 80-an, mengumumkan akan menggunakan metode baru untuk mencari sinyal alien di Bima ini berfokus pada jenis sinyal yang berbeda yang mungkin dapat memungkinkan peradaban maju untuk berkomunikasi melintasi jarak yang sangat jauh dari ruang Array di Observatorium Atacama Large Milimeter Array ALMA Foto Framalicious/shutterstockSinyal yang dicari oleh ilmuwan adalah sinyal berdenyut pulsating yang berulang setiap 11 hingga 100 detik dan menyebar beberapa kHz. Sinyal ini mirip dengan yang digunakan dalam transmisi melibatkan rentang frekuensi yang mencakup kurang dari sepersepuluh lebar stasiun radio FM rata-rata."Sinyal yang dicari dalam pekerjaan kami akan termasuk dalam kategori suar jenis 'kita di sini' yang disengaja dikeluarkan dari dunia alien," kata Akshay Suresh, seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Cornell di bidang astronomi dan penulis utama makalah ilmiah yang diterbitkan dalam Astronomical tersebut, yang disebut Breakthrough Listen Investigation for Periodic Spectral Signals BLIPSS, merupakan kolaborasi antara Cornell, organisasi penelitian SETI Institute dan Breakthrough Listen."Kami memulai perjalanan untuk mendeteksi sinyal dari peradaban luar angkasa yang berteknologi maju," kata astronom dan rekan penulis studi Vishal Gajjar dari SETI Institute dan University of California, menggunakan teleskop radio berbasis darat di Virginia Barat, BLIPSS telah berfokus pada sepotong langit kurang dari 1/200 dari area luas bulan di langit, membentang menuju pusat Bima Sakti sekitar tahun cahaya ini berisi sekitar 8 juta bintang, kata Suresh. Jika bentuk kehidupan di luar bumi ada, mereka mungkin akan menghuni planet berbatu yang mengorbit di tempat yang disebut zona layak huni, atau zona Goldilocks, di sekitar bintang yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu ada hasil sejak tahu 80-anIlustrasi alien. Foto ShutterstockPerburuan sinyal alien telah dilakukan sejak tahun 80-an. Namun hingga kini, belum ada hasil yang memuaskan. Ada beberapa sebab, pertama, spektrum radio terlalu luas. Hal ini memaksa ilmuwan membagi pencarian ke beberapa partisi panjang gelombang secara terpisah. Kedua, teleksop tidak bisa mendeteksi sinyal dari semua langit dalam waktu bersamaan. Untuk bisa mendeteksi sinyal lemah, teleskop diharuskan mengarah ke wilayah langit spesifik dalam satu saja, mungkin sinyal alien sudah pernah menghampiri Bumi. Namun di range spektrum yang tidak terdeteksi, atau berasal dari wilayah langit yang sedang tidak ditengok oleh teleskop radio mana pun.
AMERIKA, - Studi baru mengungkap ada ratusan juta planet di Galaksi Bima Sakti yang layak untuk dihuni, benarkah? Hal ini berdasarkan hasil analisis data baru dari teleskop luar angkasa Kepler melaporkan planet tersebut punya karakteristik seperti Bumi. Baca Juga Penting untuk diketahui bahwa Matahari bukan satu-satunya bintang di galaksi ini. Ada banyak bintang lain yang berukuran lebih kecil dan lebih merah dari Matahari. Jarak antara bintang dengan planet ini menentukan apakah exoplanet tertentu dapat dihuni. Berdasarkan hasil analisis, nyatanya sepertiga yang terdiri dari ratusan juta planet di sekitar katai M berpotensi layak huni. Baca Juga Astronom di University of Florida mencoba memasukkan informasi baru dari satelit Gaia Badan Antariksa Eropa untuk melihat jarak dan pergerakan bintang. Hal ini dilakukan demi menyempurnakan pengukuran orbit exoplanet. Mereka ingin menjelaskan parameter yang disebut eksentrisitas, yakni seberapa jauh planet dari bintangnya. "Jarak benar-benar penting dari informasi yang kami lewatkan sebelumnya yang memungkinkan kami melakukan analisis ini sekarang," kata penulis utama studi, Sheila Sagear dikutip Live Science, Sabtu 3/6/2023. Planet dengan eksentrisitas besar yang jaraknya terlalu dekat dengan bintang, maka akan terjadi gesekan yang disebut pemanasan pasang surut. Layaknya telapak tangan yang terus bergesekan tentunya akan menimbulkan panas. Apabila panas terlalu banyak, planet akan kehilangan airnya sehingga tidak layak untuk dihuni. Sebagaimana diketahui, air merupakan salah satu faktor paling penting dalam menentukan kelayakan suatu planet untuk kehidupan. Demikian halnya apabila sebuah planet terlalu jauh dari bintangnya, maka suhu permukaan otomatis lebih dingin. Hal seperti ini juga tidak terlalu cocok dihuni karena minimnya kehangatan untuk mendukung kehidupan. Follow Berita Celebrities di Google News Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis tidak terlibat dalam materi konten ini.
planet baru di galaksi bima sakti